berharap separuh kudrat akhirnya aku mati
dah terlalu biasa
sehinggakan keterbiasaan yang tak terasakan
apalagi harus aku sembunyikan
pada rupa pada wajah
tapi tidak pada hati
aku cuba jahit sekemas bisa
tapi masih ada jahitan yang tetas
yang sendiri menampakkan kelemahanku
tinggi benteng itu aku dirikan
dan setiap pintunyaku kuncikan
dengan kunci hati yang keras
sekeras kerikil
dan aku katakan pada hati
aku takkan kalah
bodoh.
aku lupa kata orang tua
setitik air jatuh kepada kerikil itu
lama2 bisa pecah jua
akhirnya aku mengaku
aku tewas pada perasaan itu .
sepertinya aku ini orang bodoh
aku pinta ia datang
namun tak satu pun sudi singgah
tapi bila ada yang datang memula bicara
aku mula cuakkan diri
aku mula ejekketawa pada diri
berkata pada hati
hei . kau bukan perempuan itu !
sejurus di tinggalkan
aku mula mencari
dan terus menanti
kiranya ada lagi yang sudi .
tapi sunyi .
langsung tak terdengarkan suara .
memetik kata sahabat di facebook tadi
katanya susah untuk hidup sendiri
dan susah juga memilih seseorang untuk dicintai
tapi sebenarnya lagi susah bila mencintai dia
yang sejak mula tak terfikirkan utk mencintainya.
aku senyum sambil kataku santiki .
sampai bila kau hendak main lari2
sampai bila ?
berkata ego kau bisa berdiri
tapi bila kau bilang berapa juta yang setia berdiri bersamamu
tetap kau rasakan kau bersendiri
sampai bila ?
sudahlah sayang
akukan sahaja
kau seperti wajah yang lain jua
perlukan perasaan itu
tetapi harus dicari dimana
adakah perlu untuk berlutut dan meminta
sedang dulu sekadar kau ludah di tepi tangga
mungkin usia mengajar aku
pengalaman tunjukkan aku
untuk cukup aku sedari
aku perlukan ia
ya .
aku perlukan ia .
No comments:
Post a Comment
dojudge.